Permainan congklak atau dakon sebagai media pembelajaran matematika




Media berperan penting dalam setiap mata pelajaran, termasuk matematika. Penggunaan media dalam matematika sangat penting karena pengenalan konsep dasar matematika yang ingin diajarkan tidak luput dari peran guru yang menjelaskan dengan bantuan media pembelajaran. Disamping itu Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses pembelajaran banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep serta perwujudan proses itu sendiri dapat terjadi dalam berbagai model. Maka dari itu untuk menunjang proses pembelajaran yang efektif dan efisien diperlukan media atau alat peraga agar siswa dapat memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Mengingat begitu pentingnya alat peraga pada proses belajar, maka guru berperan penting dalam memanfaatkan media dan sumber belajar tersebut
Permainan congklak atau dakon sebagai media pembelajaran matematika untuk anak khususnya pada anak SD
Secara umum cocok untuk membantu mempelajari fakta dan keterampilan. Beberapa pakar pendidikan mengatakan bahwa tujuan utama digunakan permainan dalam pembelajaran matematika adalah untuk memberikan motivasi kepada siswa agar menjadi senang. Apabila guru berniat merencanakan kegiatan permainan matematika dalam pembelajaran, maka guru perlu mengkaji topik yang tepat untuk kegiatan yang didukung oleh permainan. Dari hasil kajian tersebut guru dapat memilih atau mengidentifikasi permainan yang bertujuan meningkatkan keterampilan matematika dan digunakan dalam waktu serta situasi yang tepat.
Alat peraga permainan congklak dapat digunakan siswa untuk memahami operasi hitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Misalnya permainan congklak kita gunakan sebagai alat peraga untuk menjelaskan konsep perkalian (x) dan pembagian (:). Konsep pemahaman perkalian dan pembagian dasar mulai diajarkan di kelas tematik sekolah dasar. Ketika pada masa SD, biasanya para siswa diminta untuk menghafalkan perkalian, mulai dari perkalian 1 hingga perkalian 10. Dimana sebelumnya guru telah memberikan tabel perkalian dan pembagian pada siswa. Hal ini dilakukan untuk mempersingkat dan mempercepat pembelajaran tanpa susah payah. Begitu juga dengan pembagian, guru hanya memberitahu bahwa pembagian adalah kebalikan dari perkalian atau sebaliknya.
Konsep perkalian (x) adalah penjumlahan berulang-ulang, artinya suatu bilangan bila dijumlahkan dengan bilangan itu sendiri secara berulang-ulang maka akan menghasilkan operasi hitung baru yang berupa perkalian, contoh 2+2+2+2+2=10, artinya angka 2 dijumlahkan dengan bilangan itu sendiri sebanyak lima kali maka hasilnya 10, maka bilangan perkaliannya adalah 5x2=10, sehingga 2+2+2+2+2=5x2, hasilnya 10.
Konsep pembagian (:) adalah kebalikan dari perkalian, tetapi pada penyampaian kepada siswa tidak bisa disampaikan langsung bahwa pembagian adalah kebalikan perkalian, tetapi harus memahami dulu bagaimana pembagian itu bisa terjadi. Pembagian adalah pengurangan suatu bilangan dengan bilangan lain secara berulang-ulang hingga habis. Contoh 10-2-2-2-2-2=0. Artinya bilangan 10 dikurangi 2 sebanyak 5 kali, maka bilangan matematikanya adalah 10:2=5 (sepuluh dibagi dua sama dengan lima). Jika kita balik dengan perkalian 5x2 (lima kali dua sama dengan sepuluh). Nah, disinilah maka konsep perkalian dan pembagian dapat sedikit dimengerti oleh siswa.
Dengan konsep teori diatas tanpa dipraktekkan dengan hal yang konkrit maka siswa akan menemui kesulitan, apalagi bila sudah mencakup bilangan lebih dari sepuluh. Akan tetapi, dengan alat permainan congklak atau dakon minimal siswa bukan hanya mengerti dan hafal saja tetapi lebih dari itu siswa akan bisa dan lebih ingat. Pada prinsipnya, mendengar saja tidak cukup, karena pasti akan mudah lupa, begitu juga jika hanya melihat dan mendengar, siswa hanya menghafal tapi belum tentu bisa mengerjakan, akan tetapi jika siswa melihat, mendengar dan mengerjakan maka besar kemungkinan siswa akan bisa dan lebih ingat.
Contoh lain dari permain congklak sebagai media pembelajaran matematika, misalnya anda dapat mengajarkan anak belajar berhitung dengan mengajak buah hati anda bermain congklak. Pada papan congklak terdapat 14 lobang. Terdiri dari 7 lobang dihadapan anda dan 7 lobang dihadapan anak anda. Jika menggunakan 7 lobang pasang, maka tiap lobang diisi dengan 7 biji congklak. Jadi jumlah biji congklak yang digunakan adalah jumlah lobang pasangan kali dua kali jumlah masing-masing biji congklak (contoh 7x2x7=98 biji congklak). Hal ini dapat anda praktekkan pada saat bermain dakon bersama anak anda.
Misalnya begini, nak ayo kita isi lobangnya, ada tujuh lobang, 1,2,3,4,5,6,7. Coba hitung nak, ada berapa jumlah semuanya? (7+7=14). Ada 2 lobang masing-masing ada 7 biji congklak, jadi semuanya ada berapa? (2x7=14). Oya nak, kamu punya 14 biji, kita bagi 7 yuk! Jadi cukup untuk berapa lobang nak? Oh…. Untuk 2 lobang pak (14:7=2).
Dengan adanya permainan congklak, anak-anak akan mendapatkan lebih manfaatnya. Selain sebagai alat peraga pembelajaran matematika, permainan congklak secara tidak langsung menumbangkan kegiatan jasmani adaptif anak, yaitu melatih otak motorik halus. Ketika anak memindahkan biji congklak dari satu lobang ke lobang yang lain, maka mereka melatih motorik halus mereka.
Adapun strategi pembelajaran matematika dalam bentuk permainan guru perlu mengidentifikasi topik-topik yang memerlukan pembinaan keterampilan khusus, misalnya fakta dasar penjumlahan atau perkalian, menentukan tujuan pembelajaran secara jelas, merencanakan kegiatan secara rinci seperti bentuk permainan, sarana, dan evaluasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Matematika bukan hanya membutuhkan kemampuan dalam berhitung tetapi juga membutuhkan penalaran atau pemahaman dalam menyelesaikan soal matematika. Untuk memahami maka diperlukan kreativitas dalam kegiatan belajar dan mengajar. Banyak faktor yang dapat membantu memudahkan pemahaman matematika salah satunya menggunakan permainan tradisional congklak atau dakon.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alat Peraga Bintang Ajaib Segi Lima

PYRAMIT (PHYTAGORAS DAN LIMIT)

Pengertian, Tujuan, Fungsi, Dan Manfaat Media Pembelajaran Matematika